Selasa, 16 Mei 2017

Sejarah Kue Kering


Cookies ditemukan di Persia pada abad ke 7, tidak lama setelah ditemukannya penggunaan gula secara umum di daerah tersebut. Peyebaran ke seluruh benua Eropa  tak lepas dari peran Muslim pada masa itu yang telah mampu menaklukan Spanyol. Baru pada abad 14, cookies menjadi makanan yang merakyat di daratan Eropa, dikonsumsi oleh Keluarga kerajaan hingga rakyat jelata.

Menurut hikayat, cookies ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang pembuat kue yang ingin membuat kue dalam ukuran besar. Sebelum dipanggang seluruhnya, Ia mencoba sedikit dari adonannya terlebih dahulu untuk dipanggang dalam oven. Tak disangka percobaannya menghasilkan kue kecil yang renyah, kering, dan dapat disimpan dalam waktu lama.

Di Amerika, cookies digambarkan dengan bentuk tipis, manis, biasanya berukuran kecil. Secara harfiah, cookies dapat berupa makanan kecil, berbahan tepung, bertekstur renyah atau lembut. Ada berbagai macam nama yang berbeda di berbagai negara untuk menyebut cookies. Di inggris dan Australia cookies disebut dengan “biscuits”, Spanyol meyebutnya dengan “galetas”, dijerman disebut “keks” atau “Plzhen” untuk kue Natal, di italia ada beberapa nama untuk menyebut cookies diantaranya yaitu “ameretti” dan “biscotti”, dan di Indonesia kita sebut dengan Kue Kering. Nama cookies sendiri diturunkan dari Bahasa belanda “kokje” yang berarti kue kecil. Biskuit berasal dari serapan bahasa latin yaitu “bis coctum” yang berarti “dibakar dua kali”.

Cookies atau kue kering masuk ke Indonesia dibawa oleh orang-orang Belanda. Jadilah kue kering sangat merakyat di Indonesia, terutama ketika menyambut hari Idul Fitri.

0 komentar:

Posting Komentar

SHARETHIS

 

kue kering lebaran Template by Ipietoon Cute Blog Design